-sambil melipat secarik puisi-
Untuk apa sastra, dengan buah-buah kata-kata indah, sajak-sajak berima, dan majas-majas tegas itu kau sembahkan untukku?
Toh itu tak mengenyangkanku, hanya membuat berangan-angan tentang kegombalanmu!
Toh itu tak mengenyangkan kita, hanya membuat berangan-angan tentang surga-Nya!
Untuk apa sastra, dengan buah-buah kata-kata indah, sajak-sajak berima, dan majas-majas tegas itu kau sembahkan untukku?
Toh itu tak mengenyangkanku, hanya membuat berangan-angan tentang kegombalanmu!
-dyra-Tanyakan saja pada dirimu sendiri, untuk apa agama itu, dengan dalil-dalil nasykil, hadist-hadist filosofis, dan wahyu-wahyu Tuhanmu itu diturunkan?
Toh itu tak mengenyangkan kita, hanya membuat berangan-angan tentang surga-Nya!
-sastrawan gombal-Aku benci semua filosofi bodohmu, tapi aku suka caramu mengungkapnya.
-pecinta ironi-