Thursday, July 30, 2009

Segitiga Kata-kata

-sambil melipat secarik puisi-

Untuk apa sastra, dengan buah-buah kata-kata indah, sajak-sajak berima, dan majas-majas tegas itu kau sembahkan untukku?
Toh itu tak mengenyangkanku, hanya membuat berangan-angan tentang kegombalanmu!
-dyra-
Tanyakan saja pada dirimu sendiri, untuk apa agama itu, dengan dalil-dalil nasykil, hadist-hadist filosofis, dan wahyu-wahyu Tuhanmu itu diturunkan?
Toh itu tak mengenyangkan kita, hanya membuat berangan-angan tentang surga-Nya!
-sastrawan gombal-
Aku benci semua filosofi bodohmu, tapi aku suka caramu mengungkapnya.
-pecinta ironi-

Tuesday, July 28, 2009

Bedtime Story

Aku ingat ketika dulu, ayahku membacakan cerita-cerita dan dongeng-dongeng aneh tiap malam, saat kami hendak tidur.

Tentang Centaur, yang ayah ceritakan dengan penuh takzim karena keperkasaannya, kerendahhatiannya, dan kepahlawanannya. Tentang Nabi-nabi, dengan segala mukjizat, kesabaran, kecerdasan, dan keimanannya yang diceritakan dengan doa-doa oleh ayah. Atau tentang Gajahmada, Ken Arok - Ken Dedes, Upasara Wulung -yang kujamin sangat sedikit yang tahu tentang dia, Werkudara dan tokoh pewayangan lainnya yang diceritakan ayah dengan runut. Belum lagi ketika beliau mengisahkan Sudirman, Diponegoro, Sukarno, Tjoet Njak Dhien, Natsir, kakek, dan kakek buyut : dengan mata menyala-nyala, semangat berkobar-kobar, dan tangan yang berulang kali mengepal. Dan yang seringkali-meski paling jarang ayah ceritakan- membuatku takzim dengan kesantunan, keironisan, metafora, dan majas-majas indah : tentang Chairil Anwar, Buya Hamka, Shakespeare.

Tapi tak pernah ayahku menceriterakan kepahlawanan yang seperti hari itu. Yang dikobarkan dengan doa-doa ketuhanan, keimanan, dan kenegaraan, tapi dipenuhi dengan kebencian dan kengerian : sebuah ledakan tak seberapa, tak lebih hebat dari bunyi petasan cengisan seharga seratus perak yang tiap bulan puasa kami nyalakan.

Aku, adalah seorang pahlawan.
Yang memerangi kejahatan : maka aku membunuh semua penjahat, para orang jahat.
Yang memerangi kemiskinan : dan kubinasakan semua orang miskin.
Yang memerangi kebiadaban : dengan menghabisi orang-orang biadab secara keji.
Yang memerangi kekafiran : lalu membunuh pafa kafir, seperti seorang iblis.
Yang memerangi kebodohan : menjadi malaikat maut - membunuh semua orang bodoh, termasuk dirinya sendiri.


Ode, untuk mereka yang menyebut dirinya pahlawan : dengan menghancurkan ekonomi bangsa, membungihanguskan harga diri negeri.

Tuesday, July 21, 2009

Bayanganku : Tuhan dan Hantu

Tuhan dan Hantu.
Mereka membayang.
Mana yang Tuhan, mana yang Hantu?
Hantu-kah Tuhanku, atau Tuhan-kah Hantuku?

Ketika apa yang menghantuiku lama-lama menjadi Tuhan dalam otakku, masuk ke tiap sel-sel bahkan tiap-tiap bagian terkecil darinya.
Benarkah yang kulakukan kalau begitu?
Nah, lalu apa patokan kebenarannya?

Dan ketika Tuhanku sendiri menghantuiku, menjadi pijakan tiap keputusanku : apakah itu juga benar?
Karena acap kali, aku memijak-Nya secara denotatif : menjadikan Dia pembenaran atas perbuatanku.
Bukankah pembenaran belum tentu turunan langsung dari kebenaran?

Merdekalah.
Toh Tuhan memberi kita akal bukan?
Dia menyuruh kita berpikir.
Bukan selalu meminta keputusan-Nya.
Dia meminta kita mandiri, kawan!
Yang Dia minta bukan kita meminta keputusannya : melainkan restu-Nya.
Merdekalah, dan Tuhan takkan hanya jadi bayanganmu...
:: Dapat tantangan menulis tentang bayangan dari diajeng satu ini. Mohon maaf agak melenceng.
:: Kadang, di antara dua pilihan atau lebih kita sering meragu. Kalau Tuhan maha tahu yang terbaik untuk kita, itu pasti. Selain karena Dia Yang Maha menentukan, juga karena Dia memberi kita petunjuk yang sering kita abaikan : Akal-otak dan Budi-hati.

Saturday, July 11, 2009

Painting On You




Hey, I'm painting on you dear. So please, stay still. And stop dancing there, right on my mind..

Wednesday, July 1, 2009

Sejajar

Mereka memberikan sebuah istilah khusus untuk kita. Dua garis yang berdampingan, teratur, bergerak seirama, dan berjarak konstan : Sejajar.

Kamu ingat sifat dua buah garis sejajar? Kedua garis itu takkan bertemu di ujung dan pangkalnya, meski di titik tak hingga!

Kalau ada sebuah masalah -garis lurus yang memotong kedua garis sejajar, maka sudut-sudut berseberangan kita akan membentuk sudut yang sama besar. Dan kedua sudut, yang dibelah oleh garis lurus itu akan saling menggenapi seratus delapan puluh derajat. Apapun kondisinya.

Dulu memang seperti itu. Kamu akan tertawa paling keras di tiap kemenangan-kemenanganku, dan bersedih dengan menangis terisak-isak di tiap kegagalanku.

Tapi Tuhan, Sang Penguasa Hidup, membatasi garis-ku-dan-mu dengan sebuah garis pembatas, bernama takdir.

Dan kamu pernah mengutuki keadaan untuk menyangkal kenyataan.

Tiga buah garis sejajar : garisku, garis takdir, dan garismu.
::-> untuk pengirim sms tiba-tiba petang tadi : akuilah sahabat, kita itu garis sejajar, bukan segitiga yang dipertemukan oleh garis takdir!