Friday, April 16, 2010

Kegilaan Waras

Kata orang, iri hati, dendam, dan rencana busuk selalu punya hubungan baik. Mereka seperti kakak beradik, seperti sahabat karib. Dan seperti hubungan yang intim itu, jika satu saja terlukai, maka yang lain akan membalaskan untuk lainnya.

Dan apakah kebenaran sejati itu bergantung pada kesungguhan atau banyaknya pendukung? Apakah status waras dan gila juga ditentukan oleh 'kata orang lain'?

Azrilbie, seorang penyihir kepercayaan Sulbamby, seorang raja yang terkenal akan kebijakannya di mata rakyat, kini harus menanggung beban dendam tak terperikan pada sang raja. Dendam kesumat yang mungkin tak sanggup ditanggung sebuah gunung; seperti halnya tanggung jawab atas dunia yang telah manusia ambil di awal penciptaannya, hal yang tak sanggup ditanggung sebuah gunung hingga gunung itu hancur berkeping-keping –tapi manusia sepertinya punya kesombongan yang teramat besar telah berani menerima tanggung jawab atas dunia itu.

Sulbamby telah memperingatkan Azrilbie untuk membatasi penggunaan kekuatannya itu, agar ia tidak membuat kekisruhan dengan mengadu domba penyihir-penyihir lain di kerajaan Dercidia. Sulbamby tahu keahlian lain yang sangat diandalkan Azrilbie : kepercayaan dirinya atas kekuatan sihir dan kemampuannya memutar balik keadaan untuk mencapai hal yang diinginkannya.

Keputusan Sulbamby untuk lebih memercayai Smulyndra akhir-akhir ini membuat Azrilbie merasa tersingkirkan. Dan dari sekian banyak bentuk siksaan bagi orang yang memunyai cinta berlimpah, adalah tersingkirkan dan tak dianggap keberadaannya, bukan?

Tidak ada negeri lain yang lebih Azrilbie cintai dari Dercidia. Ia dilahirkan di daerah Brandia, suku Dercidia yang terkenal akan binatang-binatang besar berkulit tebal dan sangat ditakuti amukannya : konon, di negeri nun jauh di timur sana, di mana hujan dapat berlangsung begitu lama hingga banjir dan air bah menenggelamkan istana-istana megah, dan lalu berganti musim kering hingga hampir seluruh danau tempat orang timur itu hanya berisi debu, hewan itu disebut gajah. Meskipun Brandia tak punya sejarah hebat atas kejayaan Dercidia, tapi menjadi salah satu orang kepercayaan Sulbamby tentu memberi sejarah sendiri atas Brandia.

Ketika kita mencintai sesuatu hingga terlalu berlimpah, sampai kita tak tahu lagi batas-batas kasih dan benci, penisbian sesederhana apapun bisa membuat kita membenci dan mendendam.

Dendam merenggut waktu dari kita. Mungkin kau tak percaya kawan, tapi cobalah lihat orang-orang yang hidupnya mendendam, bahwa hatinya dipenuhi dengan kabut-kabuttebal, hingga keriput-keriput menggantung di dahinya, kantung-kantung hitam mengelilingi matanya. Seolah Azrilbie hidup dengan akselerasi waktu beberapa kali lebih cepat ketimbang umurnya.

Tidak ada yang akan menyangka umurnya barulah kepala empat, jauh lebih muda ketimbang Sulbamby, sang raja. Perawakannya yang kecil –khas penyihir, dan tubuh yang kian membungkuk selaras dengan keriput-keriputnya membuat ia terlihat berumur tujuh atau delapan puluhan. Mungkin tubuhnya kian membungkuk menahan beban dendam yang semakin menggunung.

Tapi untuk pengalaman hidup sebagai penyihir, Azrilbie punya segudang, dan sangat sedikit penyihir lain di Dercidia yang mampu menandinginya. Tidak juga Smulyndra, sebenarnya. Penyihir perempuan muda adik seperguruannya itu, yang kini semakin tenar kemampuannya. Azrilbie punya lebih dari cukup kemampuan untuk menghabisi Smulyndra jika mereka berhadapan secara frontal. Tapi ia tak mau mengotori tangannya begitu saja. Masih banyak cara yang lebih akan membuatnya tersohor dan mampu menunjukkan kelasnya sebagai penyihir wahid di Dercidia.

Hal yang semakin membuat Azrilbie membenci Smulyndra mungkin adalah kemampuan Smulyndra untuk mengetahui rencana-rencananya lebih detil, dan kedekatannya dengan sang raja mampu menggagalkan beberapa rencana Azrilbie yang telah disusunnya serapi mungkin.

Dan yang membuat Azrilbie harus lebih elegan dalam menghabisi Smulyndra adalah ketidakinginannya sendiri untuk dikenang sebagai penyihir hitam –bagaimanapun, mengakhiri hidup dengan kutukan-kutukan adalah hal yang tidak ingin ia pilih.

Waktu mungkin menyembuhkan luka, tapi tidak dengan dendam. Ia justru hanya akan membuat dendam semakin berkesumat, membesar seperti tumor. Dan mungkin bagi beberapa orang yang mendendam, bergulirnya waktu memberi mereka kesempatan untuk meyusun rencana-rencana pembalasan dendam, member mereka keberanian melakukan hal-hal di luar kewajaran yang seharusnya bisa mereka lakukan.

Melawat ke negeri-negeri timur yang jauh, menjalin kerja sama dengan raja-raja mereka yang penuh dengan keserakahan –dan memanfaatkan mereka untuk mencari bunga-bunga langka yang beracun, yang mungkin hanya tumbuh di gunung yang letaknya di atas awan; atau membunuhi hewan-hewan ganas hanya untuk diambil darah otaknya; untuk membuat ramuan paling berbahaya di dunia mungkin adalah hal terkeji dan tergila yang pernah dilakukannya. Ia mengorbankan banyak prajurit negeri-negeri timur itu, setelah berhasil mengelabuhi raja-raja bodoh dan serakahnya, atau mengancam mereka dengan kutukan-kutukan hitam penyihir.

Belasan tahun ia relakan untuk ramuan itu : ramuan gila! Ya, ramuan yang akan membuat siapapun yang meminumnya menjadi gila. Dan ramuan itu, bukan hanya akan ia minumkan pada Sulbamby ataupun Smulyndra –mereka mungkin justru tak akan meminum ramuan itu karena mereka tahu apa yang disodorkan Azrilbie pasti bukan hal yang baik.

Ia punya rencana yang lain.

***

Azrilbie adalah sahabat karib yang hebat. Seorang penyihir yang sejak muda dulu selalu dipuji banyak penyihir senior Dercidia. Sulbamby sebenarnya tak pernah ingin menyingkirkannya, mengingat kemampuan sahabatnya ini sebenarnya lebih dari cukup untuk menunjang perbaikan di Dercidia. Tapi ambisi yang ada di matanyalah yang membuat Sulbamby memutuskan untuk mengurangi kepercayaannya pada Azrilbie. Lagi pula, kemunculan Smulyndra dengan kecerdasannya, semakin membuat Sulbamby berani mengurangi ketergantungannya pada Azrilbie.

Laporan-laporan beberapa pembesar lain tentang ketidakberesan Azrilbie sempat membuatnya bimbang. Tapi rakyatnya lebih penting ketimbang persahabatan gombal masa mudanya. Dia seorang raja, yang sudah sepatutnya mengutamakan rakyatnya bukan? Tapi ia tak pernah menyadari satu hal yang sangat berbahaya : dendam orang yang mencinta jauh lebih besar ketimbang dendam orang yang membenci!

Rakyat Dercidia minum dari danau-danau bertuah. Beberapa danau, bertuah untuk prajurit-prajurit, yang akan memberi mereka kekuatan dan keberanian lebih dalam menghadapi lawan di medan perang. Beberapa danau bertuah memberikan ketegaran pada istri-istri, agar mereka punya kerelaan melepas suami-suami mereka berperang. Beberapa lainnya punya tuah untuk anak-anak kecil Dercidia, memberi mereka imajinasi-imajinasi agar kelak mereka mampu menjadi orang-orang hebat Dercidia. Beberapa danau justru sudah ditinggalkan, karena tuah-tuahnya sekarang tidak terasa dan cenderung membodohkan.

Danau-danau yang makin diminati adalah danau-danau yang memberi rakyat tuah pengetahuan. Azrilbie ikut berperan membuat salah satu dari danau itu. Danau Onoe.

Sebagai salah satu orang yang berperan membuat danau itu, Azrilbie punya kuasa yang sangat besar atas Danau Onoe. Dan ramuan itu, akan dengan mudah ia cemarkan ke Danau Onoe itu. Dan juga beberapa danau lain, meski ia harus sangat berhati-hati dalam mencemarkannya. Berita buruknya adalah, ramuan itu telah ia campurkan pula pada minuman para anggota dewan kerajaan.

Singkat cerita, Danau Onoe telah ia cemari dengan ramuan gila itu. Dan tidak butuh waktu lama bagi Azrilbie untuk memanen hasilnya : keesokan harinya, banyak sekali warga Dercidia yang tiba-tiba menjadi gila. Begitu juga anggota-anggota dewan kerajaan, meskipun Sulbamby dan Smulyndra serta beberapa pembesar lain belum meminum air itu. Mungkin mereka justru tidak akan meminum air itu.

Tapi minum tidaknya Sulbamby, Smulyndra, dan pembesar-pembesar loyal itu tidak menjadi masalah buat Azrilbie. Perhitungannya telah sangat matang, dan itu justru akan membuat orang-orang itu meminta ramuannya langsung pada Azrilbie –ia yakin, mereka justru telah tahu bahwa penyebar wabah kegilaan itu adalah dirinya.

Sulbamby tahu, permainannya melawan Azrilbie sedang tidak memihak padanya. Sebagian besar rakyatnya telah menjadi gila, dan mereka yang waras sudah tidak mampu lagi menilai kewarasannya sendiri, sampai-sampai mereka merasa mereka juga telah menjadi gila.

Ketakutan akan kegilaan telah membuat mereka menjadi gila dengan sendirinya. Bukankah ketakutan akan sesuatu justru bisa membuat hal buruk terjadi begitu saja, karena tidak ada lagi keberanian kita untuk menghadapi ketakutan akan hal itu?

Sulbamby hendak memutuskan untuk menutup Danau Onoe, tapi itu pasti keputusan yang akan membuat ia dianggap gila, karena Danau Onoe punya tuah pengetahuan. Seorang raja yang melarang rakyatnya menengguk air pengetahuan pastilah raja yang bodoh atau gila, bukan?

Kini Sulbamby dan Smulyndra dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka adalah orang-orang waras di tengah rakyat yang sudah menjadi gila. Dan kewarasan mereka justru membuat mereka dianggap gila.

Mungkin satu-satunya cara agar mereka kembali waras di hadapan rakyatnya adalah dengan meminum air dari Danau Onoe, yang akan membuat mereka menjadi gila. Kegilaan akan membuat mereka dianggap waras.

Mungkin, suatu saat kita menjadi gila di tengah-tengah orang waras, atau justru menjadi waras di tengah-tengah orang gila tapi tetap dianggap gila. Mungkin juga kita tidak tahu tingkat kewaras-gilaan kita, karena kita hidup di tengah-tengah orang gila.


# Seorang pembicara terkenal diundang oleh komunitas nude. Ia bimbang, apakah akan memberi ceramah dengan memakai baju lengkap dan resmi, atau mengikuti tren komunitas itu dan memberi ceramah dengan telanjang. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan yang ke dua, dan betapa terkejutnya ia, ketika ia tampil tanpa busana di depan komunitas telanjang itu, ia mendapati hanya ia yang telanjang, karena komunitas itu telah memilih memakai pakaian lengkap dan resmi untuk menghormati si pembicara.

# Untuk raja, yang sepertinya masih waras, di tengah rakyatnya yang sepertinya semakin gila.

# Untuk penyihir jahat, yang merasa menang atas penggilaannya pada rakyat : Kau tak bisa mengklaim kemenanganmu, kecuali kau ikut menjadi gila!